Mengenal Diri
Ajeng Arum Mawarni
Mengenal dan memahami diri sendiri adalah hal yang
sangat perlu kita lakukan dalam mengarungi kehidupan ini. Saya pun sebagai
manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah sangat perlu untuk mengenal
dan memahami diri agar setiap hal yang kita lakukan bisa memberikan pengaruh
dan dampak bagi diri kita dan sekitar kita. Saya terlahir dari keluarga yang
sederhana dengan serba berkecukupan. Orang tua saya selalu mengajari dan
mengingatkan saya untuk selalu bersyukur atas apa yang saya peroleh selama ini.
Sebagai manusia, sudah dipastikan saya mempunyai yang namanya kelemahan dan
kelebihan dalam diri saya. Kelemahan yang membersamai saya dalam mengarungi
kehidupan ini antara lain saya merupakan orang yang kurang berani dalam
mengambil risiko atas sesuatu hal yang belum pernah saya alami, saya terbiasa
menimbang sesuatu hal secara hati-hati dan memastikan dengan seksama. Di sisi
lain, kelebihan yang saya punya yakni saya merupakan orang yang teliti dengan
melakukan re-check terhadap tugas
yang saya kerjakan. Selain itu saya juga orang yang sabar dan mudah untuk
melakukan introspeksi diri dari setiap masalah yang saya hadapi. Namun
kelemahan dan kelebihan yang saya miliki membantu saya untuk terus tumbuh dan
berkembang melalui penyesuaian lingkungan dan selalu memperbaiki diri di setiap
perubahan usia.
Saya sangat menyadari, dalam berkehidupan kita tidak
selamanya berada di atas dan tidak selamanya pula berada di bawah. Dengan
kelemahan dan kelebihan yang kita miliki seharusnya kita bisa berusaha menjadi
pembelajar yang baik di setiap harinya. Sebagai pembelajar sebaiknya kita
mengenal diri kita sendiri, mengetahui siapa diri kita, memaknai apa peran kita
dan mulai bertanya sebenarnya kebermanfaatan apa yang bisa kita berikan untuk
sekitar atas apa yang kita lakukan. Sebagai pembelajar pun kita juga harus
mengetahui impian dan cita-cita kita serta mengetahui cara untuk mencapai
cita-cita yang kita impikan. Buah hasil dari perenungan saya dan melihat jauh
ke belakang, ternyata sudah cukup panjang perjalanan saya dan alhamdulillah
sampai detik ini saya masih diberi kesempatan oleh Allah Swt. untuk memperbaiki
diri menjadi sebaik-baik hamba-Nya. Lika-liku kehidupan yang telah saya alami
sejak saya masih kecil hingga dewasa sangat memberikanku banyak berkah dan
karunia untuk menjadi seorang pembelajar yang tak pernah lelah mencari
ridho-Nya. Saya selalu belajar dari proses yang saya lalui. Proses tumbuh dan
kembang dari balita menuju anak-anak, dari anak-anak menuju remaja, dan dari remaja
menuju dewasa. Proses tersebut yang membentuk sikap, mental, dan pola pikir
saya. Saat ini saya telah dewasa dan telah melewati proses pendewasaan yang
tidaklah mudah. Banyak momen yang telah saya hadapi hingga menguras emosi dan
perasaan saya. Walaupun saya pernah tenggelam dalam sebuah gejolak masalah yang
bertubi-tubi di masa transisi usia 20 keatas, saya tetap tidak melupakan
prinsip saya untuk tetap menjadi seorang pembelajar yang tidak pernah menutup
mata untuk selalu belajar. Setiap masalah yang menghampiri, saya selalu melihat
sisi positifnya dan mengambil sebuah titik balik atau hikmah yang bisa saya
jadikan sebagai bekal untuk terus bertumbuh dan menjadi sebaik-baik hamba-Nya.
Ketika saya berusaha untuk berteman dengan masalah, secara perlahan saya mulai
memahami diri saya sendiri dengan baik. Selain itu, saya bisa mengerti
sebenarnya apa yang saya butuhkan dan yang benar-benar saya inginkan.
Proses pengenalan diri butuh waktu yang tidak
sebentar, perlahan saya menemukan dan memahami kesenangan atau hobi yang dapat
saya lakukan yang menurut saya bisa membantu saya untuk keep going and grow up. Hobi yang dapat menjadi sebuah wadah healing adalah menulis. Saya sudah
tertarik menulis sejak masih SMP, namun saat kuliah saya berusaha memaksimalkan
hobi saya. Alasan saya suka menulis sampai detik ini yakni setiap selesai
menulis saya merasakan sebuah kelegaan dari apa yang saya pikirkan dan yang
saya rasakan. Saya merupakan orang yang pemikir dan perasa sehingga menulis
merupakan media yang tepat bagi saya untuk menuangkannya dan menjadikannya
sebagai hobi saya. Menurut saya, menulis merupakan salah satu cara kita untuk
sembuh dari luka dan media kita untuk tumbuh. Menulis membuat jiwa saya sehat
dan pikiran saya menjadi rileks serta membuat batin saya menjadi tenang karena
setiap saya menulis saya selalu ingat beberapa momen yang telah saya lalui dan
masalah yang telah saya hadapi serta bagaimana saya menyikapinya dengan cara
mengambil sebuah hikmah dan titik balik yang dapat membantu saya untuk selalu
bersyukur dan menjadi seorang pembelajar yang konsisten. Ketika saya mulai
bangkit dari keterpurukan yang pernah saya alami selama masa transisi proses
pendewasaan, saya mulai melihat kembali impian dan kesenangan atau hobi saya.
Saya berusaha berbaik hati pada diri saya dan lebih mengerti akan kebutuhan
diri sendiri. Terkadang kita lupa dengan diri sendiri dan lupa akan kebutuhan
kita. Kita terlalu terpaku dengan mindset menjadi orang yang bermanfaat untuk
orang lain, namun sebenarnya diri kita sendiri yang harus kita perhatikan agar
kita bisa konsisten dalam memberikan kebermanfaatan kepada sekitar. Kita harus
menyadari, bahwa lilin yang suka kita nyalakan untuk menerangi orang lain,
jangan sampai membakar diri kita sendiri karena jika kita terbakar dengan lilin
yang kita nyalakan sendiri, kita tidak akan mampu untuk menyalakan lilin untuk
orang lain di kemudian hari.
Komentar